Saturday, March 28, 2015





Bukan Cerita


Ketika aku harus melakukan sidang hati dan memperjuangkannnya, dia datang. Bersikap biasa dan entah kubiarkan berjalan begitu saja. Tetap saja dia hadir. Kuputuskan tuk pertahankan dan kujadikan pendorong semangat. Banyak rintangan yang menghadang. Cukup lama memang.. Tapi entahlah, jika ku sanggup.
Sampai pada ketika ku harus membentuk perasaan berkekuatan baja.
Aku menang.

Pertama biasa saja,
Kedua kurang biasa,
Berikutnya terlalu menakutkan. Sampai pada aku harus bertarung dengan bayanganku sendiri.

~Ketika aku tak begitu menyukai suatu hal, aku dipaksa mengenakannya. Dan akupun berusaha membagi keadaan, mengatur semuanya demi aku bisa. Dan akhirnya berhasil.~

Ketika aku harus menunggu lama, hingga beribu detik aku tertahan. Hebat! Senang rasanya mendapat kabar ia akan datang.
Setibanya ia dihadapanku. Sempat hilang semua rasa yang seharusnya tak boleh kurasakan. Tapi entahlah, meskipun kawanku sudah memperingatkan dan memberi tau yang sebenarnya, sepertinya ia tak mau dengar. Dan akupun hanya dapat memberi jawaban melalui senyuman terbaikku. Aku segera dibawa pergi dari tempat orang-orang menghabiskan harta yang telah susah payah mereka dapatkan itu.
Ketika kita melewati banyak tempat, sungguh aku tak sanggup menahan lelah, kantuk dan lapar yang melanda. Sudah coba kukatakan. Aku harap ia mengerti dan memutuskan. Tapi begitulah, aku sedikit berhasil.

Ketika aku ditugaskan agar mengerti situasi ini, aku berusaha dan memang sudah kuusahakan untuk mengerti. Dan kupergunakan ratusan jam itu untuk belajar menjadi yang terbaik dan selalu dapatkan itu.
Tapi setelahnya, tak ada hal yang seharusnya kudapatkan darinya. Pelajaran berharga yang kudapatkan dari diriku sendiri. Tetap berdiri, jangan sempat terkoyah. Aku berhasil!

Ketika aku dihadapkan pada permasalahan yang lebih rumit, terlalu sanggup aku tuk berhasil. Karena sekarang, aku dihadapkan oleh orang lain. Berbagai cara kucoba untuk agar ia mengerti, agar ia tahu. Masih ada aku yang selalu berusaha menjadi sesuatu yang tetap berdiri. Tapi..

Ia memutuskan apa yang sudah kulakukan dan yang sedang kurasakan tanpa aku mendapatkan apapun.

Suatu pelajaran berharga dan luar biasa dari diriku. Jika aku memang sanggup, pasti aku bisa. Jika aku bisa, itulah saatnya aku mengatakan berhasil.
Sekarang?

Entahlah..

Saturday, March 21, 2015




10 Februari 2015

           Alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya, dan masih diberi kesempatan berusaha untuk membahagiakan orang tua dan merubah dunia.

03.45          
Terimakasih ya Allah..
karena masih memberiku kesempatan agar dapat menyelesaikan segala urusanku di dunia.

Terimakasih karena telah mengirimnya untuk membangunkanku, sehingga aku tak ketinggalan kesempatan meraup pahala sebanyak-banyaknya dengan berdoa dan mendekatkan diri denganmu di waktu 1/3 malam.

Terimakasih karena telah menciptakan manusia seperti mama yang selalu ikhlas dalam menyiapkan sarapan sehingga aku tak pernah telat sarapan.

Selamat tinggal usia 17 yang mengagumkan! Begitu baaaanyak yang telah aku pelajari dan dapatkan diwaktu itu. Terutama ~proses pendewasaan~. Jadi remaja menuju dewasa itu tantangannya besaaaar sekali. Terlebih ketika hati sedang dalam proses penghangatan menuju situasi dingin. ~melelahkan~

Selamat datang usia 18. Aku siap menerima tantangan di depan!