Tuesday, January 12, 2016


 Obat Tinta




                   Ini hari ke tiga dari waktu aku "liburan" kemarin. atau bisa jadi hari kesekian dari waktu aku terakhir liburan kemarin. Ada suasana berbeda, menyelimuti awal pagi. Selesai shalat subuh aku berdoa, rasanya ada yang aneh. Entah itu apa.

                   Terus melanjutkan kegiatan sampai aku hampir berangkat ke tempat itu lagi. Tempat dimana kuketik tulisan ini sampai pada kau pun ikut membacanya. Rasanya aku ingin menangis. Aku takut. Aku merasa menjadi orang lemah. Aku punya teman yang bernama Ika juga. Dia selalu mengikutiku kemanapun aku pergi. Selalu, tak pernah tertinggal. Ia pun berkata demikian. Tak terlewat satu katapun yang hampir aku tak tau. Pagi ini, banyak yang melontarkan senyum padaku. Padahal ini hal biasa dan termudah yang biasa aku lakukan. Tapi.. Aku tak mampu membuat mataku ikut tersenyum. Semuanya berupa kebohongan. Maafkan aku, makhlukNya.

                    Apa yang aku butuhkan? Apa yang sebenarnya sedang aku rasakan? Aku harus bagaimana? Apa yang terjadi?

                    Apa mungkin aku butuh asupan gizi dalam beribadah? Lebih terus mendekatkan diri padaNya, agar aku dapat dengan cepat mendapat petunjuk terbaik dariNya. Mungkin aku butuh motivasi? Motivasi yang seperti apa? Tentang apa? Bagaimana? Apa? Apa? Mungkin ini sebuah teguran darinya karena telah lama aku meninggalkan panggilan emasnya dimalam manusia kelelahan dan bergelut dalam mimpi-mimpinya?! Atau mungkin aku yang telah jauh karena selalu lupa padaNya?

                    Akhir-akhir ini, aku seperti mendapat petunjuk yang membawaku menuju jalan lurusNya. Allah itu sabar. Aku juga harus bersabar, dalam jalan menuju perintahNya. YaAllah.. Maafkan aku, berikan aku petunjukMu selalu.

                   Apa aku butuh "hiburan"? Karena rasa senang terdalam, yang benar-benar bukan lagi suatu kebohongan terakhir kali aku rasakan.. Itu sudah lama.

                   Apa ini teguran karena aku menjadi manusia egois yang sekarang menginginkan waktu lebih banyak sendiri, dengan duniaku?

                   Bukankah ini tahun yang baru? Tahun Masehi yang semua orang menganggapnya adalah.. Seperti lembaran baru. Bukankah aku juga sudah membuat list perbaikan dimasa ini? Atau ini adalah jalan menuju jalannya yang indah itu?

                   Mengejar waktu. Adalah jawaban yang telah, sedang dan akan aku laksanakan. Awalnya aku tak setuju, tapi keadaan yang memaksaku seperti itu. Ini awal bukan? Ini baru tahap awal? Aku sudah jatuh tersungkur, bersedih dan merasa putus asa begini saja? Bukankah daftar perjuanganku di tahun ini lebih banyak dan lebih menantang dan sungguh sangat siap aku hadapi dan harapkan bisa terjadi dengan penuh kebanggan diakhir hasilnya?

                    Ada lagi. Terkadang, kita juga harus menutup telinga dari semua suara yang tak berguna diluar sana. Biarkan mereka terus menjadi pendorong dari motivasi-motivasi terbaik kita bukan? Tapi mengapa selalu teori mudah diucap namun praktiknya sulit sekali?!

                    Kesabaran dan keikhlasan. Menjadi pendorong kunci kesuksesan dari diri kita bukan? Atau ini memang merupakan sesuatu yang memang harus sejalan? Aku puas dengan semua kesabaran yang telah aku lakukan. Puas dengan semua itu. Tapi semakin hari semakin berat dan banyak soalnya. Ini ujian? Apakah memang benar suatu kejutan yang bukan membuat kita terus melesat menjadi hambaNya yang semakin tinggi tingkatan imannya?

                    Kekuatan dan pemikiran positif. Selalu belajar hal itu setiap hari. Apa arti kekuatan yang sesungguhnya? Apa perbedaan kekuatan di dalam dan di luar diri setiap manusia? Apa kekuatan setiap orang terlahir sama? 
                   Pemikiran positif. Aku pernah menjalaninya. Aku sudah menjalaninya. Dan aku sedang menjalaninya. Kalau boleh jujur, mungkin kesabaran memang terus diperlukan dalam setiap tindakan, termasuk dalam berfikir positif. Hasilnya selalu luar biasa. Memang Allah selalu adil pada setiap hambaNya. Aku percaya.

                    Kekuatan sangat diperlukan agar kita tidak perlu menjadi manusia yang senantiasa berputus asa. Bagaimana denganku? Tau tidak? Aku ada disekitar makhluk yang senantiasa merasakan hal itu. Bagaimana denganku? Aku tidak terpengaruh, dan ini suatu doa, kesemogaan dan memang suatu kenyataan. Tidakkah kita boleh berputus asa? Jangan bisa!

Sampai kata-kata terakhir yang aku tuliskan ini, terimakasih yaAllah.. Mungkin salah satu teguran darimu yaitu "luapkan sesuatu ke dalam sesuatu, agar kau merasa lebih baikan dan tidak merasa terbebani sendirian. Dan teruslah ingat padaKu".




sayup-sayup hadir sebuah surat yang menjawabnya

"Kau tau apa yang harus kau lakukan, kau tau apa yang terjadi pada dirimu, semangatmu tak mudah dipatahkan! Senyummu tak mudah tuk dihilangkan! Kau adalah pejuang yang tak mudah dikalahkan! Tak usah sedih! Masih ada yang membantumu bangkit dikala kau terjatuh. Menghibur dikala sedih, karena kau pejuang yang patut diperjuangkan!"

terimakasih~

No comments:

Post a Comment