Obat Tinta
Ini hari ke tiga dari waktu aku "liburan" kemarin.
atau bisa jadi hari kesekian dari waktu aku terakhir liburan kemarin. Ada
suasana berbeda, menyelimuti awal pagi. Selesai shalat subuh aku berdoa,
rasanya ada yang aneh. Entah itu apa.
Terus melanjutkan kegiatan sampai aku hampir berangkat ke
tempat itu lagi. Tempat dimana kuketik tulisan ini sampai pada kau pun ikut
membacanya. Rasanya aku ingin menangis. Aku takut. Aku merasa menjadi orang
lemah. Aku punya teman yang bernama Ika juga. Dia selalu mengikutiku kemanapun
aku pergi. Selalu, tak pernah tertinggal. Ia pun berkata demikian. Tak terlewat
satu katapun yang hampir aku tak tau. Pagi ini, banyak yang melontarkan senyum
padaku. Padahal ini hal biasa dan termudah yang biasa aku lakukan. Tapi.. Aku
tak mampu membuat mataku ikut tersenyum. Semuanya berupa kebohongan. Maafkan
aku, makhlukNya.
Apa yang aku butuhkan? Apa yang sebenarnya sedang aku
rasakan? Aku harus bagaimana? Apa yang terjadi?
Apa mungkin aku butuh asupan gizi dalam beribadah? Lebih terus
mendekatkan diri padaNya, agar aku dapat dengan cepat mendapat petunjuk terbaik
dariNya. Mungkin aku butuh motivasi? Motivasi yang seperti apa? Tentang apa?
Bagaimana? Apa? Apa? Mungkin ini sebuah teguran darinya karena telah lama aku
meninggalkan panggilan emasnya dimalam manusia kelelahan dan bergelut dalam mimpi-mimpinya?!
Atau mungkin aku yang telah jauh karena selalu lupa padaNya?
Akhir-akhir ini, aku seperti mendapat petunjuk yang
membawaku menuju jalan lurusNya. Allah itu sabar. Aku juga harus bersabar, dalam
jalan menuju perintahNya. YaAllah.. Maafkan aku, berikan aku petunjukMu selalu.
Apa aku butuh "hiburan"? Karena rasa senang
terdalam, yang benar-benar bukan lagi suatu kebohongan terakhir kali aku
rasakan.. Itu sudah lama.
Apa ini teguran karena aku menjadi manusia egois yang
sekarang menginginkan waktu lebih banyak sendiri, dengan duniaku?
Bukankah ini tahun yang baru? Tahun Masehi yang semua orang
menganggapnya adalah.. Seperti lembaran baru. Bukankah aku juga sudah membuat
list perbaikan dimasa ini? Atau ini adalah jalan menuju jalannya yang indah
itu?
Mengejar waktu. Adalah jawaban yang telah, sedang dan akan
aku laksanakan. Awalnya aku tak setuju, tapi keadaan yang memaksaku seperti
itu. Ini awal bukan? Ini baru tahap awal? Aku sudah jatuh tersungkur, bersedih
dan merasa putus asa begini saja? Bukankah daftar perjuanganku di tahun ini
lebih banyak dan lebih menantang dan sungguh sangat siap aku hadapi dan
harapkan bisa terjadi dengan penuh kebanggan diakhir hasilnya?
Ada lagi. Terkadang, kita juga harus menutup telinga dari
semua suara yang tak berguna diluar sana. Biarkan mereka terus menjadi
pendorong dari motivasi-motivasi terbaik kita bukan? Tapi mengapa selalu teori
mudah diucap namun praktiknya sulit sekali?!
Kesabaran dan keikhlasan. Menjadi pendorong kunci kesuksesan
dari diri kita bukan? Atau ini memang merupakan sesuatu yang memang harus
sejalan? Aku puas dengan semua kesabaran yang telah aku lakukan. Puas dengan
semua itu. Tapi semakin hari semakin berat dan banyak soalnya. Ini ujian? Apakah
memang benar suatu kejutan yang bukan membuat kita terus melesat menjadi
hambaNya yang semakin tinggi tingkatan imannya?
Kekuatan dan pemikiran positif. Selalu belajar hal itu
setiap hari. Apa arti kekuatan yang sesungguhnya? Apa perbedaan kekuatan di
dalam dan di luar diri setiap manusia? Apa kekuatan setiap orang terlahir sama?
Pemikiran positif. Aku pernah menjalaninya. Aku sudah menjalaninya. Dan aku sedang menjalaninya. Kalau boleh jujur, mungkin kesabaran memang terus diperlukan dalam setiap tindakan, termasuk dalam berfikir positif. Hasilnya selalu luar biasa. Memang Allah selalu adil pada setiap hambaNya. Aku percaya.
Pemikiran positif. Aku pernah menjalaninya. Aku sudah menjalaninya. Dan aku sedang menjalaninya. Kalau boleh jujur, mungkin kesabaran memang terus diperlukan dalam setiap tindakan, termasuk dalam berfikir positif. Hasilnya selalu luar biasa. Memang Allah selalu adil pada setiap hambaNya. Aku percaya.
Kekuatan sangat diperlukan agar kita tidak perlu menjadi
manusia yang senantiasa berputus asa. Bagaimana denganku? Tau tidak? Aku ada
disekitar makhluk yang senantiasa merasakan hal itu. Bagaimana denganku? Aku
tidak terpengaruh, dan ini suatu doa, kesemogaan dan memang suatu kenyataan.
Tidakkah kita boleh berputus asa? Jangan bisa!
Sampai kata-kata terakhir yang aku tuliskan ini, terimakasih
yaAllah.. Mungkin salah satu teguran darimu yaitu "luapkan sesuatu ke
dalam sesuatu, agar kau merasa lebih baikan dan tidak merasa terbebani
sendirian. Dan teruslah ingat padaKu".
sayup-sayup hadir sebuah surat yang menjawabnya
"Kau tau apa yang harus kau lakukan, kau tau apa yang terjadi pada dirimu, semangatmu tak mudah dipatahkan! Senyummu tak mudah tuk dihilangkan! Kau adalah pejuang yang tak mudah dikalahkan! Tak usah sedih! Masih ada yang membantumu bangkit dikala kau terjatuh. Menghibur dikala sedih, karena kau pejuang yang patut diperjuangkan!"
terimakasih~

No comments:
Post a Comment