#1 Nala
"Pengin rasanya aku berhenti chat dia duluan. Pengin rasanya aku tega dan bodo amatan sama kaya yang dia lakuin ke aku. Tapi susaaah! Sifat keras kepalaku ini udah melekat kuat dan susah dilepas. Aku gigih karena penasaran, masa iyasih berakhir sampai di sini aja? Aku nggak akan menyerah sampai ketemu titik terang. Masa iyasih tu cowok nggak ada usahanya apa kek, mikir aku nggak baik-baik aja kek, atau apa gitu kek. Uuuuh!! Stop Nalaaa! Semua udah sangat jelas dan terang La. Kamu harus buka mata dan stop nyalahin diri kamu sendiri!".
Kurang lebih gitu deh yang hatiku ucapkan ke diriku sendiri. Semenjak putus dua minggu yang lalu aku rasanya makin nggak waras, tiap waktu aku bisa ngobrol sama diriku sendiri bahkan berantem trus akhirnya bete, laper tapi nggak nafsu makan, pusing tapi nggak bisa tidur karena banyak kerjaan.
Eitt tunggu, tadi aku bilang apa? Putus? Emm.. Agak aneh sih kalo dibilang putus, aku kan nggak pernah pacaran sama dia. Kita nggak ada hubungan apa-apa. Cuma hubungan spesial yang terjalin dua tahun terakhir ini dan diketahui kok sama kita berdua.
="=
Aku sampai lupa kalau belum berkenalan.
Hai! Aku Nala. Anak seperempat abad yang sedang galau-galaunya masalah asmara. Gimana enggak, tuntutan orangtua dan keluarga bikin aku jadi stres dan takut kalo kumpul-kumpul. Yang disinggung lagi-lagi tentang "dia" terus. Padahal "dia"nya ini aja nggak tau siapa, alias "dia" si "jodoh" yang minta cepet-cepet dikenalin dan dihalalin. Ugh! Sebel! Walaupun aku udah 25 tahun, aku ngerasa kaya masih 20 tahun. Masih ada 5 tahun lagi kok buat aku bersenang-senang dan kenalan sama banyak orang. Kenapa sih harus sekarang dan cepet-cepetan. Kesel!
="=
"Di depan aja Pak!"
"Oke, Neng!" sahut abang ojek online.
Ini hari yang ke 17 aku nggak semangat ngantor. Penyemangatku lenyap begitu saja, dengan mudahnya. Sedih sih, banget. Soalnya dia bisa jadi siapa saja, kadang spesial, seringnya spesial banget di dua tahun terakhir ini. Udah ah! Pusing! Baru juga sampai pintu depan udah kepikiran lagi kan. Pokoknya siang ini aku harus berhasil nelen nasi!
Oh ya, aku kerja di agensi tapi perusahaan rintisan yang gitu. Yaa biasanya sih nerima yang produknya tu kecantikan. Aku sebagai seorang writer di tahun ini, iya soalnya tahun lalu aku jadi 'sampling' gitu, emm gimana ya nyebutnya. "Model" kali yaa. Sebetulnya awal melamar kesini aku ragu banget, aku si Nala yang males dandan dan nggak ngerti gimana menjaga kesehatan kulit ini mana ngerti produk-produk kesehatan kulit, tapi nekat. Entah karena kepolosanku kali ya, awal-awal masa probation hampir setiap hari kulit wajahku ini jadi percobaan. Emang bawa untung sih, pakai produk apa pun nggak pernah bermasalah. Jadi kepikiran, mungkin karena itu juga aku akhirnya lolos probation. Nggak kerasa, besok udah genap 2 tahun aku bekerja di sini. Traktir Rara ah!
="=
Setelah membaca pesan singkat dari dia, tiba-tiba aku nggak nafsu lagi buat makan siang. Ini pesan pertama yang dia kirim setelah hampir 3 minggu aku terus yang chat duluan.
..
> Ini adalah cerita serial pertama coretan ranting. Bercerita tentang Nala, si perempuan seperempat abad yang masih mencari judul dalam kisah cintanya yang nyangkut pada dua pilihan. Ikuti terus kisahnya Nala ya!
