Thursday, September 16, 2021

 Melintas


Setelah mengetik judul, aku nggak tau harus mulai ngetik lagi dari mana. Yang jelas ini cerita tentang cinta. Hal yang sebetulnya nggak mau dan nggak begitu suka aku tuliskan dan ceritakan kepada siapa saja secara sembarangan. Tapi awal bulan ini aku sedang nggak baik-baik aja, bisa jadi baik tapi nggak juga, pokoknya gitu deh.

Setelah ngobrol sama diri sendiri setiap hari setiap waktu, ternyata kalau kita cuma sendiri nggak seru. Iya maksudnya nggak ada yang mencintai. Bukan-bukan, aku bukan kurang kasih sayang orangtua dan keluarga tapi sedang butuh aja orang lain di luar itu. Mungkin karena banyak sebab juga, paparan media sosial lah, gosip-gosip tetangga lah, bahkan yang terlintas doang di pikiran. Nggak mau sebutin ah, pasti kamu juga tau sendiri apa maksudnya.

Dag dig dug saat umur sudah memasuki (kata orang sih) idealnya untuk menjalin hubungan secara resmi diakui agama dan negara. Beban mikirinnya. Galau juga deng. Terus terlintas walau secara sekilas nanti bakalan ketemu si dia dalam kondisi gimana ya, dia orangnya gimana ya, semoga ibunya nggak nuntut banyak dari mantunya soalnya aku takut (belum bisa masak sampai sekarang), dan pikiran aneh lainnya yang harusnya sih nggak usah juga dipikirin.

Tapi kepikiran.

Ketika cita-citaku berangsur habis, aku punya cita-cita baru lainnya yang akan kulahap dan kumenangkan! Tapi yang satu ini nih ada terus dan belum ilang, yaiyalah kan belum kudapatkan. 

Pernah nggak sih punya wishlist gitu, nanti pengin deh ketemu si dia di gramedia, ketemu si dia waktu majelis, ketemu si dia di Taman Safari hahahhaha. Apa cuma aku ya?
Yang bikin makin sedih karena kondisiku yang seringnya di rumah. Main media sosial pun jarang bahkan nggak pernah lagi, nggak deng. Yaa pokoknya banyak aktivitas yang aku lakuin di rumah aja, gimana orang bakalan kenal. Apakah dari dua puluh ribu lebih peserta webinar yang kubawakan ada si dia nyempil dan sempat ikut foto bersama? Bisa jadi ya. Atau juga dari aku yang sekadar ambil uang di ATM trus sambil lalu balik lagi pulang ternyata selanjutnya dia ambil uang juga di ATM yang sama selepas kepergianku dari situ. Menurutku nggak ada yang kebetulan di dunia ini. Semuanya udah ditakdirkan, bahkan saat dia ditakdirkan melintas entah dari mana mau ke mana sampai aku dan dia sama-sama nggak tau kalau kita saling melintas di suatu tempat atau peristiwa. Atau mungkin dia yang selama ini ada di depan mata?

Udah segitu aja. Akhir kata aku ingin ucapkan sampai berjumpa lagi.

No comments:

Post a Comment