Aku ingin menceritakan sesuatu. Mungkin lebih tepatnya ini adalah bentuk peluapan emosi yang sedang aku alami.
Ketika itu, mungkin aku benar-benar menjadi manusia alpha. Atau mungkin jika tetap menjadi diriku yang biasa. Aku menjalaninya dengan segala emosi pula. Hampir sama seperti mereka. Namun di tengah jalan, aku mendapat ujian hidup. Di usia yang hampir memasuki kepala dua. Dalam fikiranku, mungkin karena mereka menganggapku sudah mampu untuk menghadapi hal ini. Mereka menganggapku ini adalah hal termemalukan selama aku hidup sampai di usia ini. Atau juga mereka berfikir ini adalah masalah kecil dimana aku pasti dan akan selalu bisa menyelesaikannya bukan cara pembohongan seperti yang sering ia pergoki. Padahal itu bukan diriku. Itu hanya sesuatu. Yang penjelasannya berbeda, yang tidak mau didasari pemahaman dalam apapun. Aku harus bersabar dan menyelesaikan hal ini.
Hal itu berakhir pilu, dengan diikuti perjalanan pilu. Aku merasa menjadi manusia kuat dan lemah. Aku berada diantara itu.
Bagaimana? Sekarang aku yang sudah perbaiki semua. Bukan. Aku bukan ingin sombong. Bukan. Bukan aku ingin berbangga diri. Semuanya membuatmu bahagia kan? Aku sudah perbaiki semua. Agar kau selalu merasa tenang dan senang. Tapi, ketika aku bersembunyi diantara ini semua, cukup diam atas ini semua, aku hanya memperhatikan dan menilai apa yang terjadi setelahnya.
Ada suatu kesempatan dimana Allah akan mengabulkan doa kita. Dimana kita akan diistirahatkan juga pada waktunya. Masalahnya adalah, terkadang kita tidak sadar dan mau sadar akan apa yang sebenarnya terjadi. Apakah karena akibat kita yang terlalu fokus pada orang lain dan lupa pada harga diri kita? Bukan yang seperti itu. Itu hanya sebuah penilaian dari masing-masing manusia. Iya bukan?
Belajar mengenai kehidupan ini tidak akan ada habisnya. Sampai kita kembali padaNya. Dimanapun, kapanpun, suasana bagaimanapun, kita akan senantiasa belajar dan harus belajar! Kecuali kau memang memiliki keegoisan tinggi.
Dalam dunia pendidikan di wilayah yang aku pijaki, aku aku sudah lebih menginjakkan kaki dari prasyarat sekolah pada umumnya. Wajib Belajar 9 tahun. Sudah 12 tahun tepatnya. Sekarang? ada persoalan lanjutan.
Kuliah menjadi bahan perbincangan dan pemikiran bagi teman-temanku. Khususnya bagi mereka yang sekarang sedang menjalankan tujuan mereka setelah lulus sekolah. Juga aku. Banyak pertanyaan dan jawaban. Banyak pertimbangan dan keyakinan. Tapi. Apa tujuan kita sebenarnya? Karena perjalanan paling berat adalah.. Ketika di pertengahan kita harus benar-benar mampu melewati pembagian waktu, tenaga dan pikiran. Sulit? mungkin.
Kembali pada niat. Semua kembali pada niat bukan? Apa niat suci dalam diri ini? Apa hanya karena untuk meningkatkan pengasilan/gaji di perusahaan? Meningkatkan penilaian orang lain terhadap diri dan keluarga? Sungguh-sungguh mencari ilmu? Gengsi? Karena bingung bagaimana cara mengabiskan uang yang kita dapat selama bekerja? Sekedar menambah teman? Mencari jati diri? Atau bagaimana?
Sejatinya.. Aku juga begitu. Aku bingung apa yang menjadi tujuan jalanku di langkah berikutnya. Sungguh besar cobaannya. Memikirkan mau jadi apa saja aku tidak tahu. Bagaimana menurutmu?
No comments:
Post a Comment