Sunday, July 18, 2021

Ujian Berat Skripsian di Masa Pandemi


Assalamu'alaikum temen-temen semua! 

Gimana kabarnya? Semoga sehat dan selalu ada dalam lindungan Allah swt. yaa! Semangat! Jaga kesehatan selalu. Aku sempat baca salah satu tweet gitu katanya kita dipaksa sehat di negara yang tidak sehat. Apapun kondisinya, semoga kita bisa ngejalaninnya dengan pikiran positif. Karena segala sesuatu bisa terjadi bermula dari pikiran kita dan itupun yang bisa mendukung kesehatan kita, bener nggak? Orang yang tadinya sehat bisa jadi mudah jatuh sakit 5 menit kemudian hanya karena dia berpikiran tidak positif. Begitu mudahnya pikiran kita mempengaruhi diri kita.

Bicara mengenai jalan hidup, rasanya tidak adil kalau diri menganggapnya terlalu berat, padahal segalanya terfasilitasi dengan baik. Aku bisa kerja di rumah aja dengan kondisi huru hara di luar sana, di mana orang-orang harus sibuk menjaga diri dari virus dan bahkan aparatur hukum negara supaya tidak tertangkap demi bisa mendapat sesuap nasi setiap harinya. Banyak di orang-orang di luar sana yang tidak memiliki keberuntungan yang sama denganku. 

17.00 WIB 

Tadinya sore ini aku mau nerusin revisian skripsiku, tapi kok rasanya ada yang berat dan menyesakkan bahkan meminta aku untuk menyelesaikannya dulu. Setelah dipikir-pikir memangnya apasih urusanku yang masih belum tuntas? Ternyata bayangan-bayangan di kepala, mereka yang menghambatku untuk maju ke tahap pekerjaan berikutnya. Kemarin Sabtu aku lembur dari pagi sampai sore rasanya lelaaahhh sekali dan setelahnya pun walaupun sudah selesai aku tetep kelelahan. Akhirnya aku coba keluar rumah dan bertemu orang, karena kan salah satu cara mengurangi beban di diri kita adalah berbicara dengan orang lain alias bersosialisasi. Sewajarnya bersilaturahim dengan keluarga, lalu ku pulang lagi dengan perasaan agak tenang, aku pun bahkan bisa jalan cukup jauh di mana itu hal yang udah nggak aku lakuin selama kurang lebih 2 minggu lamanya.. Tubuhku juga kurang berolahraga. Karena pikiran yang berat tadi, yang hanya aku pikirkan tapi tak pernah diceritakan atau dituangkan akhirnya aku coba tuangkan dalam bentuk tulisan dan aku menulis ini. Sepertinya akan ada beberapa part karena temanya berbeda, tapi kita coba dulu aja ya.

Alhamdulillaaah temen-temen akhirnya studi S1 ku selesai, kemarin aku dinyatakan lulus setelah mengikuti sidang skripsi di 13 Juli 2021. Bagaimana rasanya? Jujur aku lega, tapi tidak terlalu melegakan sih sebetulnya karena aku juga udah punya banyak planning setelahnya alias gerbang ketiga baru dibuka hehe (gerbang pertamaku adalah lulus SMK dan gerbang keduaku saat aku masuk dunia kerja). Aku merasa bukan yang terlalu lega justru ini jadi tanggung jawab yang semakin besar, karena baik dari pekerjaan bahkan lingkunganku akan menilai bahwa aku adalah seorang sarjana. Paham nggak? It means level pendidikanku sudah semakin naik, logika berpikirku sudah dianggap terasah dengan baik, tentu pengetahuan, cara bicara, hingga body language bisa jadi akan diperhatikan dan dianggap harus lebih baik lagi dari sebelumnya. Kadang aku ingin tau bagaimana penilaian perubahan diriku di mata orang lain tapi nggak tau gimana caranya, apakah perkembanganku sejauh itu atau entahlah yang jelaas waktu sidang kemarin itu seperti presentasi biasa di depan teman-teman sih kurasa., walaupun dirembug sama 4 dosen. Jujur buatku yang sudah bekerja dan apalagi pekerjaanku di dunia yang harus bertemu orang secara langsung atau jarak jauh (yang penting berinteraksi langsung) di depan client lebih menegangkan karena kita kan gimana caranya harus meyakinkan mereka bukan pakai teori sedemikian rupa tapi real produk yang kita punya. Plus lebih deg deg an kalau melakukan kesalahan dan kita harus menghadap atasan. Jadi, aku ucapkan selamat untuk kamu yang juga kerja sambil kuliah, pasti nggak begitu gimana-gimana kan dibanding kamu dieksekusi atasanmu? hehe. Selain itu aku tentunya ngucapin selamat juga dooong untuk kamu kamu di mana pun berada yang sudah berhasil meraih pintu gerbang itu dan sudah berani maju ke tahap menakjubkan selanjutnya! Ini bukan akhir, justru merupakan awal dari perjalanan hebatmu selanjutnya. Bismillah setiap kali kita melangkah dan ucapkan alhamdulillah karena Allah nggak pernah lelah membimbing kita.

Kembali kepada cerita tahap skripsian, menjalani tanpa motivasi tentu berat, menjalani tanpa mengerti apalagi sangat berat, menjalani tanpa teman juga ternyata agak berat tapi bisa jadi tergantung orangnya. Tahapan aku bisa menyelesaikan skripsi itu nggak mudah, aku rasa hidupnya penuh perjuangan. Gimana pun caranya aku harus tau ya aku akan cari tau ke mana pun gimana pun caranya. Oliv si "teman online" ku dia sibuk belajar tapi nggak ngeshare di medsos jadi aku ngerasa sendirian. Gimana nggak, teman sekelasku banyak yang berguguran dan memilih lanjut di tahun depan. Kalaupun ada yang sama-sama maju tapi metode penelitian kita berbeda, ada yang sama tapi langkahnya lebih lama. Akhirnya mau nggak mau memaksaku untuk banyak melakukan berbagai cara (yang positif lho ya), aku coba ngehubungin kakak kelas skripsi yang jadi acuan penelitian terdahulu ku, datengin kerumah temen angkatanku (malam sampai tengah malam), diem-diem kerja di perpus (ya suatu siang aku mendadak dateng ke kampus karena sangat perlu data penelitian terdahulu itu) dan di sana sambil kerja, dateng kerumah temen sekelasku, temenku nginep di rumahku, coba hubungi mahasiswa terbaik tahun lalu, hubungi dospem (tentu), tanya temen sekantorku, tanya siapa pun yang aku harus tanya. Banyak tetesan air mata yang mengalir karena aku kelelahan, karena aku yang masih nggak paham, karena ada hal yang menyakiti, ada saja ujiannya.

Dari proses itu aku belajar banyak dan super penting. Pertama, ternyata aku adalah orang yang pekerja keras, aku coba membuka semua kemungkinan dan bagiku semua usaha nggak takut aku lakukan, aku nggak takut salah dan malu karena tujuanku adalah aku bisa mengerti bagaimana aku bisa menul is A, B, C sampai selesai. Karena bagaimana mungkin aku bisa menulis sampai selesai semuanya kalau aku nggak paham sama sekali? Ketakutanku bukanlah karena nggak selesai tapi karena aku nggak paham plus aku juga sudah diburu waktu. Pekerjaanku mengejarku begitupun juga jadwal ini terus memburuku, nggak kerasa banget waktu demi waktu yang udah lewat ternyata begitu cepat sampai pada aku bisa daftar. Rasa lega itu bukan ketika aku dinyatakan "lulus" tapi ketika aku berhasil masuk ke ruangan sidang itu dan presentasi di depan dosen, tingkat kepuasanku ketika bisa presentasikan hasil penelitianku. Aneh? Nggak untukku dan aku sangat puas untuk hal itu. Kedua, aku belajar untuk sabar dan ikhlas. Banyak hal yang mungkin nggak sesuai harapan dan rencana tapi yang jelas selesai lebih baik daripada sempurna. Ketiga, banyak orang baik dengan caranya masing-masing jadi kita nggak perlu berekspektasi berlebihan karena dikhawatirkan berujung kekecewaan.

Lewat tulisan ini aku mau mengucapkan terima kasih untuk semuanya, Mama, Pae, Rendy (of course orang rumah selalu ngasih support dengan nggak berisik atau berdamai denganku), keluargaku yang lain-lainnya yang udah support dan mendoakan bahkan sampai di menit-menit terakhir aku mau sidang dan beres sidang, Pak Yoga (karena beliau dosen pembimbingku tentunya, yang sangat baik hati dan keren sekali), Mbak Ute (atasan yang mengerti aku, ngasih motivasi), Kak Ayun (udah minjemin draft skripsinya tahun lalu), Rama (mau diajak kesana kemari buat belajar bareng dan meja belajar plus papan belajar yang enakeun banget buat dipake), Fani (temen yang sama-sama berjuang sampai nginep-nginep dan "berjuang" bareng juga sampai akhir), Mas Ari (komti yang suka ngejar-ngejar dan ngingetin buat gass terus selesaiin skripsi), Erika (temen daring dari Sumatera yang sudah sangat baik sekali mau bantu cek format penulisanku), Eki (badanku sempet drop dan panas tinggi, H-1 aku persiapan presentasi sama dia sampai badanku sehat bugar kembali meski flu masih melanda. Eki juga yang selalu ngawal aku dari jaman kolokium), Rizki (teman seangkatanku yang udah mau direpotin dan super baik banget bantu ngejelasin tentang pengerjaan skripsi, bahkan ilmu yang paling penting juga aku dapet dari dia karena dia bisa ngasih aku motivasi dan harapan kalau semuanya akan baik-baik saja dan nggak semengerikan itu, dia ngasih banyak petunjuk aku untuk melakukan A, B, C. nggak ngerti lagi gimana cara balesnya), Melly (walaupun belum banyak yang didapet karena jadwalnya yg padet, karena ujian ini juga aku bisa jadi semakin kuat), Mbak Luluk (udah mau diskusi dan bikin aku terhibur karena penelitian Mbak Luluk saat itu adalah.. objek penelitiannya bakteri? wkwkwk), Teh Fera (yang udah memvalidasi tentang sample dan respondenku), Syarifah (yang udah sangat direpotin sama aku soal ngasih kuesioner ke guru-guru, pengumpulan data-data dan semuanya yang berhubungan sama objek penelitianku), Kak Yuli (udah selalu mau merespon curhatanku dalam hal apa pun salah satunya pastinya tentang skripsi ini dan bahkan sampai mau bantu untuk rapiin format penulisan. Yak format penulisan adalah hal yang paling tak kusuka), Zahid (aku suka konten2 study with me nya sampai aku pake terus dan ngerasa punya temen belajar daring), dan lain-lainnya yang pasti sangat berarti untuk aku semuanya. 

Dampak pandemi mengubah kebiasaan offline menjadi online, merubah kebiasaan diskusi secara langsung menjadi sebuah ketikan (seringnya) yang berdampak sekali terhadap pemahaman hingga emosi. Emosiku sangat nggak stabil, sering nangis, nggak memaafkan diri sendiri kalau aku sampai kelelahan. Padahal semua itu butuh jeda, aku nggak bisa memaksa badan aku buat terus tegap dan otakku terus berpikir selama 16 jam lebih setiap hari. Tapi dari proses itu aku jadi belajar untuk bersyukur atas setiap pencapaian, me-nggak-pa pa-in segala sesuatu. Lakukan sewajarnya dan berikan batasan pada diri kita. Aku orang yang ambisius, tapi karena dihadapkan dengan beberapa kewajiban ini ternyata adalah cara agar kita belajar banyak dan memaksa merubahnya menjadi hal positif.

Harapanku, semoga pandemi segera berakhir. Kekuarangan dan kelebihan ketika semua hal dilakukan secara daring. Konflik-konflik pada diri akhirnya harus dipaksa sedemikian rupa untuk bisa kita kendalikan dan hanya orang-orang kuat dan berani lah yang mampu mengambil setiap kesempatan besar yang diberikan. Salah satunya kamu yang yang membaca ceritaku saat ini, selamat ya!

No comments:

Post a Comment