Selasa, 4 Juli 2023
Selamat pagi, Yogya!
Masih agak pegel-pegel dikit, karena semalem masuk angin efek perjalanan (dah lama nggak jalan-jalan, hahaha alasan). Selesai nyetrika semua properti buat hari ini dan besok, beres-beres segala macam properti mana yang ditinggal di hotel dan mana yang mau dibawa selama jalan-jalan, trus diskusiin lagi hari ini mau kemana aja, sekitar jam 8an kami berangkat dulu ke terminal bus buat pesen tiket kepulangan dari sini, trus lanjut cari sarapan.
*Tips buat pasangan yang bingung nentuin makan, coba saling bertanya 👉 mau yang berkuah atau nggak? kalo udah terkerucut gitu kan jadi mengurangi kebingungan. Buat pasangan yang kalo ditanya jawabnya "terserah", mending kurang-kurangin deh 😂 kalo udah kenyang mungkin masih wajar, nggak tau mau makan apa dan yaa bingung aja. Tapi kalo lagi kondisi laper dijawabnya terserah, silakan menerima apapun keputusan pasangan Anda yang telah memilih tempat makan demi kemaslahatan perut bersama.
Pagi-pagi udah olahraga jalan kaki sambil nyari dimana ruko yang menyediakan bus yang dimau. Agak sedih sih, sebetulnya kami pengin coba experience pulangnya tu naik double decker tapi semua tiket habis. Jadinya kami pesan bus Gunung Harta - executive seharga Rp540.000 berdua.
Next lanjut cari sarapan.. Supaya agak enak ini perut, mari isi dengan yang hangat-hangat dengan makan sop. Akusih yang memilih ke Sop Ayam Pak Min karena pengin yg berkuah dan hangat-panas. Sebetulnya Sop Ayam Pak Min ini bahkan udah banyak cabangnya di Bogor, beda vibes ajaa. Kalo di sini tu vibes makan di Jawanya lebih terasa (?).
 |
| Rp20.000/orang udah lumayan ngasih tenaga buat seharian |
=.=
Ini bukan sekadar pameran seni biasa, tapi cerita yang dibalut dalam seni indah di mata bermakna di jiwa
Entah emang perjalanannya yang jauh atau kita yang makannya lama, sekitar jam 10an kami baru sampai di destinasi pertama yaitu di 👉 ART JOG! 👈 super excited buat memasuki destinasi pertama ini karena ini juga pertama kalinya kami akan ke pameran seni. 😆
Setelah parkirin motor, kami segera menuju loket dan tiket masuknya Rp75.000/orang. Kita bakalan dikasih gelang gitu, sekaligus dikasih arahan apa aja yang boleh dan nggak boleh dilakukan: menyentuh beberapa hasil karya yg tidak boleh disentuh, dokumentasikan karya menggunakan tripod, pastikan tas untuk digendong/diposisikan di depan, dan lainnya. Pastinya selain untuk menjaga karya yang dipamerkan juga demi keamanan dan kenyamanan bersama doong, dan harus diikuti, oke!

Ohya! Art Jog ini tu festival, pameran yang udah diselenggarakan bertahun-tahun, dimana setiap tahunnya menghadirkan tema yang berbeda. Nah, di kesempatan ini motif yang dihadirkan yaitu "'motif' lamaran" dan menampilkan karya 73 seniman yang diantaranya terdiri dari dewasa dan anak-anak. Wow penasaran banget kan! Selengkapnya bisa baca di sini. Penilaian aku dan Dika khususnya tentang senirupa, lukis, grafik kaya apa yang nanti bakal kita liat tu bisa dibilang dari pandangan orang awam sih. Dibilang minim tentang pengetahuannya yaaa mungkin iya. Jadi apapun pendapat kami yg akan diceritakan nanti pure itu dari minimnya pengetahuan yg kami punya. Jadi buat kamu pecinta seni terutama apapun yang ditampilkan di Art Jog dan punya pendapat berbeda atau penilaian yang lebih mendasar, kami senang untuk diskusi bersama!  |
| Diibaratkan seperti baju kuda, lengkap dengan kacamata kudanya. |
 |
Gambar diambil dari situs resmi ArtJog.
|
Sajian karya seniman asal Belanda yang sekarang telah menetap lama di Yogya ini bisa kita lihat dari pertama masuk ini temanya lebih ke budaya, politik, gender, bangunan hunian. Banyak makna terselubung yang bakalan kita bisa pahami dan maknai dengan baik dan seksama ketika kita mau membuka mata, telinga, hati, dan perasa untuk "membaca"nya.
Art Jog terdiri dari 3 lantai ya. Jadi dipastikan kamu yang bawa anak-anak atau orang tua untuk selalu menjaga mereka, dan tetap mengikuti rules yang tadi sudah disampaikan di loket. Masuk ke ruangan pertama disambut dengan semua bernuansa putih dengan backsound pendukung yang lumayan bikin "waspada", karena aku nggak pernah dan baru pertama kali experience masuk ke ruangan dengan karya seni yang bisa kamu pake lho!

Di sini banyak ditampilkan potongan anatomi manusia. Masih di lantai 1, ternyata makin masuk ke dalem makin banyak karya seni yang keren banget dan pastinya mengubah kesan kami jadi semakin mendebar dan menggebu.
Karya yang ditampilkan di sini beragam, mulai dari seni lukis, fotografi, pahat, ukir, rupa, dan banyak lagi! Stay tune!
 |
| Ditampilkan pula monolog karya Butet Kartarajasa, yang dimana dulu demokrasi tidak semudah saat ini. Bentuk demokrasi yang dimasukkan dalam sebuah karya seni ini turut mewakili suara hiburan pula bagi masyarakat Indonesia. |
Menarik lagi, setiap karya ditampilkan di ruangan yang berbeda (mereka menyebutnya instalasi). Jadi ketika kita masuk ke masing-masing ruangan itu, kita bakalan ngerasain nuansa yang berbeda juga. Di lantai 1 ini sih kebanyakan menampilkan karya yang menegangkan, karena kerennya lagi bukan cuma dipajang dan dipamerkan gitu aja, tapi juga dilengkapi dengan pancaran gambar dari proyektor dan suara-suara pendukung yang menyelimuti satu ruangan.
Meskipun beberapa karya terasa amat menyeramkan, lengkap dengan pendukung ruangan kaya kemenyan yang masih nyala, sesajen, angin yang menerpa kain, dan lainnya.. Tapi semua ini punya arti dan makna yang di setiap rungan itu bakal ada penjelasan yang ditulis di dinding beserta siapa latar belakang si pencipta karya.
Bahkan cerita setan yang terkesan lebih dari serem aja dibuat jenaka dan becandaannya ada aja.
Bahan karya yang dipakai juga banyak yang memanfaatkan sampah, barang dan bahan bekas yang semuanya jadi hasil karya yang.. "kok kepikiran sih mau bikin kaya gini?!".
 |
Dika paling suka tampilan seni yang ini, karena disajikan dengan emosi yang baik dari patung, lukisan, sampai di backsound nya yang penuh dengan amarah dan kesedihan (tentang pemerintahan pasca reformasi yang masih bergulat sama konflik di Papua)
|
Ya. Nggak sedikit seniman dan bahkan hampir kebanyakan menggunakan emosi dalam membuat karya. Hadir dari empati, perasaan pilu, hingga sakit yang didera sendiri dan menumpahkannya pada karya yang bahkan sekarang bisa kita nikmati dan rasakan bersama. Kita teruskan ya.
 |
Gambar diambil dari website resmi ArtJog. Lukisan di dalam goa ini salah satu yang paling unik, karena seperti di dalam goa beneran kita harus agak menunduk bahkan jongkok buat liat hasil karya seni lukis satu ini. |
Ini karya yang paling aku suka.
Sang seniman membuat instalasi dari kesedihan hingga trauma yang dimilikinya karena rumah atau tempat tinggal yang dia tinggali nyaman di dalamnya harus lenyap karena suatu peristiwa. Dedaunan, lukisan, bebatuan yang disetting dalam ruang instalasi ini menggambarkan suasana rumah kesayangannya kala itu.



 |
| 18+ -- kisah perempuan berlatar belakang sangat religius dengan mengikuti fikih yang dipelajarinya (menikah di bawah umur dibolehkan), dilengkapi dengan penggambaran sinar cahaya lampu yang menggambarkan cahaya iman dan suasana rumah, dan keredupannya menandai waktunya tidur atau hubungan seksual. |
Ohya, ini aku udah naik ke lantai 2 ya (dari karya seni yang mana tadi ya wkwkw)
Banyak instalasi yang instragamable dan kamu boleh banget buat selfie tapi tetep harus hati-hati ya.. seperti di salah satu instalasi di bawah ini yang bahkan kamu harus berhati-hati NGGAK BOLEH PEGANG SAMA SEKALI karena semua hasil karya di instalasi ini berbahan dasar KERTAS.
 |
| Mirip banget kaya stop kontak asli. Mana ada orang duduk di atasnya, sampe mikir ini keren banget yang bikin woy! Detail dan rapi banget! |
 |
| Isu tentang rasisme juga diangkat, salah satunya ditampilkan dalam karya seni samsat dengan desain seperti tes buta warna. Terkhusus pada rasisme terhadap "warna" (dalam arti luas), yang tentunya boleh kamu interaksi di sana. Yap! Kerahkan aja tenagamu buat boxing di semua samsak yang udah digantung, tenang.. Bahkan udah disiapkan juga lho sarungnya! |
 |
| Gambar diambil dari situs resmi ArtJog |
 |
| Kami sempat bingung, di mana proyektornya? Tapi kok pas dideketin temboknya nggak ada bayangan tambahan ya? Ternyataaaa gambar bayangan orang-orang di tembok ini tu pake cat, alias dilukis! Keren bangettt! |
 |
| Terbuat dari bahan bubur kertas. |
 |
| Hati-hati dengan langkamu ya! Karena mereka terlalu kecil untuk teriakannya bisa kamu dengar jelas! |
 |
| Interaksi yang bisa kamu lakukan terhadap seni lainnya, yaitu ngepang rambut! Wow seru! |
 |
| Karya ini dibuat dari material tanah liat. |
Kami baru rasakan bahwa menikmati seni bisa seseru itu dan se-nggak kenal waktu ternyata. Ini bisa jadi inspirasi dan hope buat teman-teman seniman lainnya bahwa setiap karya nggak ada yang dinilai bagus atau jelek atau nilainya 70, 90 bahkan 100. Tapi, karya yang dibuat dengan hati dan makna yang mendalam pasti juga bisa dirasakan oleh para penikmatnya. Terima kasih para seniman yang luar biasa kerennya! Semoga mungkin di kota-kota lain juga bisa diadakan acara kaya gini juga buat mewadahi seniman di daerahnya masing-masing. Jadi punya ciri khas dan pastinya bikin semangat para seniman muda yang baru mulai.😆
Ohya, ArtJog tahun ini dibuka dari 30 Juni - 27 Agustus aja lho! Buruan datang sebelum ganti tema lagi!
=.=
Udah selesai dan puas menelusur semua instalasi seni yang disajikan, kami juga cukup senang dengan situasi National Art Jog di sini. Udaranya sepoy-sepoy, lingkungannya bersih juga. Ngopi dulu guys~ |
Ngopi Filosofi Kopi di bawah pohon beringin (tempat masih area Jogja National Museum). Ngopi di siang hari dengan total Rp78.000 berdua
|
=.=
Taman Pintar Yogyakarta
Setelah selesai ngopi dan istirahat sejenak di bawah pohon beringin tadi, kita lanjutkan ke destinasi berikutnya, yaitu 👉 Taman Pintar Jogja 👈. Selesai parkir bayar Rp3.000 di awal (kebanyakan cara parkir di Yogya tu kita parkir dan bayar duluan itupun sebesar 3-5rb. Yaaa lumayan ngerasa pricey sih, karena di Bogor buat urusan parkir motor aja tu paling 2rebu aja. Tapi yaa dimanapun berada, kita tetep harus ikutin aturan yang berlaku di wilayah itu yaa. Memasuki kawasan Taman Pintar, seneng banget banyak anak dan orang tua (khususnya yang nemenin anaknya) yang pada main, main sambil disuapin makannya sama sayur sop (?), dan juga keluarga. Ternyata Taman Pintar ini bener-bener jadi tempat wisata edukasi yang digemari karena buat semua permainan edukatif di luar gedungnya sendiri GRATIS. Tapi sayang banget, banyak permainan yang rusak dan nggak terawat. Selain kurang enak dipandang, fungsi permainannya juga nggak berjalan dengan baik, dan lagi benda-benda yang berkarat dibiarkan gitu aja sedangkan yang main kebanyakan anak-anak :( betul-betul butuh perhatian khusus dan edukasi juga buat masyarakat supaya tetep ngarahin anaknya juga. Oh ya, permainan yang dimaksud disini yang bertema sains ya. Tentang konsep bunyi, berat, dan lainnya..
Selain outdoor, ada juga indoornya dan tentu berbayar. Kami ambil tiket bundling untuk ke gedung Oval-Kotak Dewasa dengan seharga Rp20.000/orang.  |
Pertama kali nukerin tiket, kita langsung masuk ke gedung oval disambut dengan Aquarium Taman Pintar
|
 |
| Jalan terus ke dalam, kita masuk ke Zona Kehidupan Purba |
 |
| Masuk semakin dalam, kita akan disuguhi banyak pengetahuan tentang ilmu sains. Profil para penemu, teori sebuah benda A kenapa bisa B, kenapa A bisa terjadi, proses terjadinya sesuatu dan masih banyak lagi |
 |
| Kami sempat naik ke ruangan kecil simulator gempa bumi berkekuatan 7+ SR ini dan waw ngeri pake banget sih kalo itu terjadiii.. huhu |
Taman Pintar Yogya betul-betul menyajikan buanyak informasi dan sangat cocok bagi semua umur. Bukan cuma baca informasi aja, tapi banyak banget juga interaksi yang bisa dilakukan supaya kita lebih memahami materi yang terasa bahasanya sains banget wkwkw.
Buanyak buanget zona yang bisa dijelajahi, dipelajari, dicoba, dimainkan yang seru banget kalo bawa anak-anak kesini. The real bermain sambil belajar. Tempat selfie? Jangan sedih, banyak banget juga pastinya tempat buat selfie. Yakin dah pas mau ganti DP bingung mau pake latar belakang/foto mana wkwkwk
Lumayan banyak zona yang kami jelajahi, tapi karena takut kesorean untuk menuju destinasi selanjutnya, kami menyegerakan perjalanan di Taman Pintar di sekitar jam 2 an siang.
=.=
Dengan mengenal sejarah, perjalanan ini menambah romantisme di Yogya
Sekitar hampir 2 jam perjalanan ke 👉 Candi Ratu Boko👈, bikin perjalanan nggak begitu terasa panjang karena pemandangan selama perjalanannya ituloooohhh seru banget, sawah di kanan kiri, angin sepoy-sepoy, dan karena yang akan dituju ada di dataran tinggi, selain udaranya yang tambah sueger, nuansa lingkungan penduduknya pun terasa berbeda.
Selesai menunaikan jamak takhir, kami menyegerakan untuk beli tiket. Sebetulnya kamu juga bisa jelajahi candi Prambanan dan lainnya, tapi karena tujuan kami hanya ingin ke Candi Ratu Boko, tiket yang perlu dibayarkan yaitu Rp40.000/orang dengan parkir motor Rp3.000.
 |
| Tempat wisata ditutup jam 17.30 WIB, kami sampai sekitar pukul 16.15an jadi udah agak sepi pengunjung. |
Pas udah sampai di pintu candinya tu wow ternyata banyak orang yang foto-foto dan masih pada mau ngejar sunset. Asli bagus pake banget banget bangeeeettttttt langit sorenya, udaranya, suasananya enakeun banget 😭. Apakah ada alasan khusus kenapa harus Ratu Boko yang dikunjungi, kenapa nggak Prambanan dan mungkin lainnya? 1. Karena paling deket dari destinasi sebelumnya (mengingat soal waktu), 2. Liat foto di google sih cahaya sorenya bagus. Dan terbukti memang bagus banget yaAllah maa syaa Allah..
Penjelasan tentang sejarah Ratu Boko bisa kamu baca
di sini. Supaya bisa cepet keupload *alasan hahahah
 |
| Disediakan juga kursi di beberapa spot di bawah pohon rindang. Di sini juga enakeun bangettt~ |
 |
| Paseban, tempat para tamu menunggu untuk diberi waktu bertemu dengan Raja |
Makin sore, makin gelap dan sebetulnya agak nyesel sampenya kesorean, jadi nggak bisa yang explore semuanya. Jadi yaudah sebelum maghrib diputuskan buat pulang.. Jangan khawatir kelaperan, di area ini juga kamu bakal dan pasti sih ditawarin penganan kaya mie ayam, bakso dan atau lainnya dari orang yang nanti bakal nyamperin kamu dan jemput kamu. Strateginya jemput bola~
Adajuga seni yang ditampilkan, kaya seni musik dengan alat musik tradisional dibawakan oleh para pemusik yang juga pakai baju tradisional. Seru dan suasana jadi hangat. Kita juga bisa main mainan tradisional yang disediakan di beberapa spot, dengan bayaran seikhlasnya (udah ada kotak khusus), kamu bisa mainkan sepuasnya dan tentu jangan lupa tanggungjawabnya buat beresin lagi. Itu kan yang udah orang tua kita tanamkan dari kecil?
Aku dan Dika coba nostalgia waktu SMK dengan main egrang (sayang banget, saking serunya nggak sempet dokumentasiin hix) selangkah dua langkah tiga langkah, sambil liat sekitar loh kok tertarik buat ngebatik ya guys. Akhirnya aku coba membatik (pengalaman pertama dan ini salah satu wishlist yg dipengen kalo ke Yogya. Kan wah kok kesampeannya di sini ya). Murah, cuma Rp10.000 kamu bakal diajarin dan bahkan hasilnya bisa dibawa pulang. Kalo aku sekalian beli sama pewarnanya, jadi total Rp15.000.
 |
| Mana Dika banyaknya ngevideoin, foto pas ngebatiknya nggak ada wkwkkw |
 |
| Hasilnya begini sebelum diwarnai (sekarang juga belum diwarnain 😭) |
Sayup-sayup udah mulai denger suara azan dari mesjid di kejauhan, kami bergegas mau cari makan malem sekaligus oleh-oleh buat keluarga di Malioboro. Perjalanan pulang dari candi lumayan ngeri ngeri sedep ya buuund, sepanjang jalan rumah warga dah pada tutup pintu dan herannya beberapa belum pada nyalain lampu. Kan jadi rada keueung gimana gitu.
=.=
Sampai di Malioboro sempet agak bingung mau makan apa, karena semua tempat makan penuhhhhhh bangettttt (musim liburan sekolah sih). Supaya vibes Yogyanya kerasa banget akhirnya kami pilih makan di angkringan pinggiran gitu. Selesai makan, lanjut belanja oleh-oleh dan sekitar jam 10an kami baru sampai hotel lagi.
Lumayan carangkeul (pegel-pegel) dan cararepel (hinyai, badan lengket) ya, karena di Candi Ratu Boko bener-bener jalan jauh dan naik turun tangganya juga lumayan. Tapi happy banget dengan disajikan pemandangan dan suasana yang maa syaa Allah dan juga bisa olahraga. Dah ah, lanjut tidur dan besok bersiap mulai pagi-pagi bakal menjelajah lagi.
No comments:
Post a Comment